Page 46 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 46

situasi di Mataram yang mengefektifkan serangan ke Batavia dan penataan kembali Priangan setelah terjadi pemberontakan Dipati Ukur. Tahun 1633 di bekas kerajaan Sumedanglarang dibagi menjadi empat Kabupaten, antara lain : Sumedang, Sukapura, Bandung dan Parakanmuncang. Pada tahun 1655 pembagian kabupatian – kabupatian bukanlah pada wilayah kabupatian tetapi cacahnya. Demikian pula batas kekuasaan bukan batas teritorial tetapi batas sosial, tiap kabupaten mendapat + 300 umpi. Sumedang dengan cacah satu perempat dari cacah Sumedang pada masa Rangga Gede. Setelah Rangga Gempol II wafat dimakamkan di makam Gunung Puyuh Desa Sukajaya Sumedang Selatan.
Foto : Makam Pangeran Rangga Gempol II di Gunung Puyuh Sumedang
4. PANGERAN PANEMBAHAN / PANGERAN RANGGA GEMPOL III (1656 – 1706)
Setelah wafatnya Rangga Gempol II posisi Bupati sumedang digantikan oleh putranya yaitu Pangeran Rangga Gempol III (1656 – 1706) berkedudukan ibukota kembali di Tegal Kalong seperti masa Pangeran Suriadiwangsa, ia adalah bupati yang cerdas, lincah, loyal, berani dan perkasa. Pada masa pemerintahannya penuh dengan perjuangan dan patriotisme beringinan mengembalikan kejayaan masa Sumedanglarang. Pangeran Rangga Gempol III / Kusumadinata VI dikenal juga sebagai Pangeran Panembahan Kusumadinata, gelar Panembahan diberikan oleh Susuhunan Amangkurat I Mataram karena atas bakti dan kesetiaannya kepada Mataram. Kekuatan dan kekuasaan Pangeran Panembahan adalah paling besar di seluruh daerah yang dikuasai oleh Mataram di Jawa Barat berdasarkan pretensi Mataram tahun 1614. Pada masa Pangeran Panembahan pula di Sumedang dibuka areal persawahan sehingga waktu itu kebutuhan pangan rakyat tercukupi .
39


































































































   44   45   46   47   48