Page 44 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 44
Setelah wafatnya Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata meninggalkan 5 putera – putri, salah satu puteranya yang cikal yaitu Raden Kartajiwa / Raden Soeriadiwangsa II menuntut haknya sebagai putra mahkota bupati sebelumnya, menurutnya yang berhak memimpin Sumedang adalah dirinya akan tetapi Rangga Gede menolaknya karena yang paling hak menerima tahta kebupatian Sumedang adalah dirinya Rangga Gede berhubung ia adalah putera mahkota Prabu Geusan Ulun dari permaisuri sedangkan Pangeran Suriadiwangsa adalah anak tiri Prabu Geusan Ulun dari Harisbaya dan karena kebaikan Prabu Geusan Ulun saja Pangeran Suriadiwangsa diberikan hak yang sama dengan putera kandungnya Pangeran Rangga Gede. Sehingga Raden Soeriadiwangsa II meminta bantuan kepada Sultan Banten untuk merebut kabupatian Sumedang dari Pangeran Rangga Gede, atas permintaan itu Banten memenuhi permintaan Raden Suriadiwangsa. Banten tidak langsung menyerang Sumedang tetapi menyerang daerah-daerah kekuasaan Rangga Gede sebelah utara seperti Karawang, Pamanukan dan Ciasem. Mengetahui wilayah Mataram dimasuki oleh Banten membuat Sultan Agung marah dan menilai bahwa Pangeran Rangga Gede tidak mampu memegang pemerintahan dan menjaga daerahnya, sebagai hukumnya pangkat Bupati Wedana dari Pangeran Rangga Gede dicopot sedangkan jabatan Bupati Wadana diberikan kepada Dipati Ukur / Raden Wangsanata Bupati Purbalingga dengan tempat pemerintahan di Bandung.
Foto : Makam Pangeran Rangga Gede di Panday Sumedang Selatan.
37

