Page 20 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 20
Prabu Tajimalela mempunyai tiga orang putra yaitu ; yang pertama Jayabrata atau Batara Sakti alias Prabu Lembu Agung, yang kedua Atmabrata atau Bagawan Batara Wirayuda yang dikenal sebagai Prabu Gajah Agung, dan yang terakhir Mariana Jaya atau Batara Dikusuma dikenal sebagai Sunan Ulun.
2. Masa Prabu Lembu Agung (778 – 893).
Kisah awal Prabu Lembu Agung sangat mirip kisah awal Kerajaan Mataram menurut versi Babad Tanah Jawi tetapi melihat masa pemerintahannya Prabu Gajah Agung pada tahun 839 sedangkan Ki Ageng Pamanahan tahun 1582 jelas terlihat waktu yang sangat berbeda. Menurut kisah Babad Tanah Jawi itu Ki Ageng Sela memetik dan menyimpan buah kelapa muda sementara Ki Ageng Sela pergi, datanglah Ki Ageng Pamanahan yang kemudian meminumnya, yang akhirnya Ki Ageng Pamanahan menjadi Raja Mataram sedangkan dalam Babad Darmaraja ketika Prabu Tajimalela memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tapi keduanya tidak bersedia menjadi raja. Oleh karena itu, Prabu Tajimalela memberi ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi raja. Kedua putranya diperintahkan pergi ke puncak Gunung Nurmala (sekarang Gunung Lingga). Keduanya diberi perintah harus menjaga sebilah pedang dan kelapa muda .
Ketika ujian berlangsung Prabu Lembu Agung pergi sementara tinggallah Gajah Agung seorang diri , panas sinar matahari membuat Prabu Gajah Agung sangat kehausan, karena tak kuat menahan rasa dahaga kemudian ia membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sehingga beliau dinyatakan kalah dan harus menjadi raja Sumedanglarang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu Agung tetap di Leuwihideung, menjadi raja sementara (Darma Ngarajaan) yang biasa disebut juga Prabu Lembu Peteng Aji untuk sekedar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela, daerah kekuasaan Prabu Lembu Agung dikemudian dikenal sebagai Darmaraja, Setelah ujian yang diberikan oleh Prabu Tajimalela, Prabu Gajah Agung mencari daerah baru untuk Ibukota Sumedanglarang sedangkan Prabu Lembu Agung tetap memerintah di daerah bekas masa pemerintahan Prabu Tajimalela di Tembong Agung kampung Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja.
Prabu Lembu Agung menjadi raja tidak lama setelah itu Kerajaan Sumedanglarang diserahkan kepada Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung menjadi resi dan membangun sarana keagamaan Mandala Kawikan disebut Karang Kawikan sebagai sarana ritual gaib di kabuyutan Gunung Lingga. Selain itu juga mendirikan beberapa
13

