Page 57 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 57
10. ADIPATI SURIALAGA (1765 – 1773)
Setelah Adipati Surianagara II wafat tidak digantikan oleh puteranya Raden Djamu karena masih anak-anak maka digantikan oleh saudaranya Raden Surialaga (1765 – 1773) yang bergelar Adipati Kusumadinata. Wafatnya Raden Surialaga meninggalkan 6 orang putera dan puteri, putra sulungnya Raden Ema ketika itu masih berusia 9 tahun. Maka timbullah masalah mengenai penggantian bupati, putera Raden Surianagara yaitu Raden Djamu ketika itu belum dewasa baru berusia 11 tahun. Oleh karena itu kompeni mengangkat Raden Adipati Tanubaya Bupati Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang.
Foto : Adipati Surialaga di Pasarean Gede.
Sejak itu Sumedang memasuki masa bupati penyelang selama tiga periode, sampai akhirnya kelak Raden Djamu menjadi bupati. Setelah wafat Adipati Surialaga dimakamkan di Makam Pasarean Gede Sumedang.
• MASA BUPATI PENYELANG
11. ADIPATI TANUBAYA (1773 – 1775) Bupati Penyelang
Seperti diterangkan diatas bahwa Raden Djamu putera Adipati Surianagara II belum menginjak dewasa maka gantinya pamannya Adipati Surialaga, ketika Adipati Surialaga wafat, Raden Djamu masih berusia 11 tahun sedangkan putra Adipati Surialaga Raden Ema 9 tahun. Demikian tidak ada yang dapat mewarisi Kebupatian Sumedang maka pihak kompeni mengangkat Adipati Tanubaya atau dikenal pula sebagai Dalem Adipati Wiratanubaya (1773 – 1775), Bupati dari Parakan Muncang. Pengangkatan Adipati Tanubaya (1773 – 1775) dari Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang dengan syarat jika ia wafat , maka salah satu putra bupati keturunan Sumedang akan mengantikannya.
50

