Page 70 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 70

Pangeran Suria Kusumah Adinata merupakan Bupati mempunyai citra seni tinggi beberapa kesenian pada masa itu berkembang dengan baik salah satunya Wayang baik itu Wayang Kulit maupun Wayang Golek, biasanya digelar di pendopo . Cerita wayang golek yang sering ditunjukan biasanya cerita Ramayana dan Mahabrata. Pada awalnya pertunjukan wayang mengandung makna religious dan filsafat yang tinggi. Pada masa kemudian sebagai bentuk hiburan saja., selain itu Pangeran Suria Kusumah Adinata adalah pelopor wayang wong (orang) priangan dan Tari Tayub. Pangeran Suria Kusumah Adinata dikenal juga sebagai Ahli Sastra, Seni Degung dan menciptakan lagu Sunda salah satu karya adalah Lagu Sura Sari. Gamelan peninggalan beliau seperti Gamelan Sari Arum, Sanglir dan Gamelan Manggu.
Foto : Pondok Pasantren Asyrofuddin di Cipicung Conggeang
Dalam memperluas perkembangan Agama Islam di Sumedang dan juga tempat belajarnya para putranya Pangeran Suria Kusumah Adinata salah satu putranya Aom Sadeli dikenal sebagai Pangeran Aria Suria Atmadja untuk menpendalam Agama Islam maka Pangeran Suria Kusumah Adinata memohon kepada K.R. Asyrofuddin keturunan dari Pangeran Syamsuddin I dari Keraton Kasepuhan Cirebon untuk memindahkan pondok pesantrennya yang didirikan pada tahun 1802 di Kampung Cikuleu Ujungjaya pindah ke kampung Cipicung Conggeang dan Pangeran Suria Kusumah Adinata mewakafkan tanahnya untuk mendirikan Pesantren tersebut pada tahun 1846. Selain itu Pangeran Suria Kusumah Adinata mendukung pula didirikannya Pesantren Mulabarak yang para santrinya tidak hanya dari kalangan rakyat biasa melainkan anak-anak menakpun banyak belajar.
63


































































































   68   69   70   71   72