Page 62 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 62
dengan peralatan seadanya. Pembangunan jalan pun tidak selesai pada waktunya. Daendels meminta bupati agar rakyat dikerahkan habis-habisan untuk menyelesaikan, Pangeran Kusumahdinata IX menolak karena tidak tega melihat rakyatnya menderita.
Ketika Daendels memeriksa pembuatan jalan tersebut, Pangeran Kusumahdinata IX menunggunya. Sewaktu Daendels menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak bersalam, Pangeran Kusumahdinata IX menyambutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang keris Nagasasra siap menghadapi segala kemungkinan, semula Daendels marah karena sikap bupati dianggap kurang ajar. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pangeran Kusumahdinata IX bahwa ia berani membantah perintahnya (simbolis ditunjukan dengan menyalami
memakai tangan kiri) demi membela rakyatnya yang menjadi korban kerja paksa Daendels dan Daendels pun salut atas keberanian Pangeran Kusumahdinata IX. Akhirnya Daendels merintahkan pasukan zeni Belanda untuk membantu menyelesaikan pembuatan jalan dengan mengunakan dinamit membobok gunung cadas, akhirnya 12 Maret 1812 pembangunan jalan pos di Sumedang selesai, sehingga daerah itu disebut “Cadas Pangeran”.
Foto : Keris Nagasasra peninggalan Pangeran Kornel
Latar belakang dibalik sikap Pangeran Kusumahdinata IX menyodorkan tangan kirinya untuk menyambut tangan Gubernur Jenderal Daendels yang hendak bersalaman dan berani menatap muka Daendels, dikarenakan :
1. Bahwa Pangeran Kusumahdinata IX konsekwen akan ucapannya di hadapan rakyat
bahwa ia yang bertanggung jawab bila terjadi sesuatu terhadap rakyat Sumedang.
2. Keberanian Pangeran Kusumahdinata IX sebagai bupati menghadapi Daendels sebagai Gubernur Jenderal yaitu atasannya tertinggi di Indonesia dan wakil raja Belanda, yang
terkenal bengis, galak dan pemarah.
3. Kegigihannya Pangeran Kusumahdinata IX membela rakyat Sumedang terhadap
kekejaman dan penindasan penjajah.
4. Dalam pemerintahannya selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan
pribadi, Kabupaten bahkan di atas kepentingan penjajah.
55

