Page 53 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 53
Pada tahun 1684 di Benteng Beschermingh di Cirebon diadakan pertemuan dengan para bupati Priangan di bawah pimpinan Jacob Couper. Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa Pangeran Panembahan mendapat 1150 cacah ditambah 185 cacah yang tinggal di Tanjungpura, Bobos, Cileungsir, Ciasem, Cibalungan dan Cipinang. Waktu itu ukuran kekuasaan seorang pemimpin tradisional waktu itu dilihat dari jumlah cacah yang dimilikinya dan bukan dari luas wilayah yang dikuasainya.
Pangeran Rangga Gempol III Panembahan menyisihkan sebagaian tanahnya miliknya sebagai sumber penghasilan bupati, agar penghasilan bupati tidak lagi menjadi beban rakyat. Tanah tersebut tidak boleh dibagi waris jika Pangeran Panembahan wafat tetapi diturunkan lagi kepada bupati berikutnya secara utuh dan lengkap.
Foto : Makam Pangeran Panembahan di Gunung Puyuh.
Pembangunan Ibukota Sumedang yang baru tidak dapat disaksikan oleh Pangeran Panembahan, pada tahun 1706 Pangeran Panembahan wafat dan dimakamkan di Gunung Puyuh di samping makam ayahnya Pangeran Rangga Gempol II. Pangeran Rangga Gempol III Panembahan merupakan bupati paling lama masa pemerintahannya hampir 50 tahun dari tahun 1656 sampai tahun 1705 dibandingkan dengan bupati – bupati Sumedang lainnya.
• MASA KOMPENI V.O.C
5. DALEM ADIPATI TANUMAJA (1706 – 1709)
Setelah wafatnya Pangeran Panembahan digantikan oleh putranya Raden Tanumaja dengan gelar Adipati, bupati pertama kali yang diangkat oleh V.O.C. Pengangkatannya pun disertai syarat, yaitu harus menempuh masa percobaan, kesetiaan dan ketaatan Raden Tanumadja
46

