Page 41 - Napak Tilas Sumedanglarang
P. 41
meliputi Parakanmuncang, Bandung dan Sukapura (Tasikmalaya). Setelah menjadi raja “kedua” Pangeran Suriadiwangsa memakai gelar Dipati Kusumadinata III .
Sejak tahun 1614 Kesultanan Mataram menguatkan eksistensinya di Tatar Sunda, Sultan Agung menyampaikan pretensi kepada VOC bahwa seluruh wilayah Jawa Barat kecuali Banten dan Cirebon berada dibawah kekuasaan Mataram.
Pretensi Mataram ini membuat posisi Sumedanglarang terdesak karena waktu itu Sumedanglarang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan sepeninggalan Prabu Geusan Ulun, setelah berunding dengan saudaranya Pangeran Rangga Gede yang akhirnya Pangeran Aria Suriadiwangsa pergi ke Mataram untuk menyatakan Sumedanglarang bergabung menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Sebenarnya bergabungnya Sumedanglarang dibawah Mataram pernah dilakukan pada masa Prabu Geusan Ulun, yang waktu itu karena alasan politis Sumedanglarang bersekutu dengan Mataram karena teracam dapat serangan dari Banten, Cirebon dan VOC. Sedangkan pada masa Pangeran Suriadiwangsa kekuatan Sumedanglarang sudah melemah dan ancaman serangan makin kuat khususnya dari Mataram.
Sejak Sumedanglarang menjadi bagian dari Mataram, wilayah bekas Sumedanglarang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan” yang berarti “tulus ikhlas”. Sebagai penghargaan atas kedatangan dan ketulusan hati Pangeran Suriadiwangsa atas pengakuan kekuasaan Mataram di Jawa Barat, Sultan Agung memberikan gelar kepada Pangeran Suriadiwangsa yaitu Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata atau lebih dikenal sebagai Rangga Gempol I . Dengan demikian sejak tahun 1620 status Sumedanglarang pun berubah, tidak lagi sebagai kerajaan yang berdaulat dan merdeka tapi sebagai Kabupaten yang menjadi bawahan Mataram dan Pangeran Suriadiwangsa bukan sebagai raja lagi tapi sebagai bupati yang membawahi beberapa umbul saja.
Penyerahan Sumedang ke Mataram karena Pangeran Suriadiwangsa I mengganggap Sumedang sudah lemah dari segi kemiliteran, menghindari serangan dari Mataram karena waktu itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram lebih kuat daripada Sumedang dan menghindari pula serangan dari Banten dan Cirebon. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati, untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran Suriadiwangsa / Rangga Gempol adalah Bupati Sumedang yang pertama merangkap Bupati Wadana Priangan (1620 – 1625).
Pada tahun 1624 Rangga Gempol diminta Sultan Agung untuk membantu menaklukan Sampang Madura. Jabatan Bupati di Sumedang sementara dipegang oleh Pangeran Rangga Gede . Penaklukan Sampang oleh Rangga Gempol tidak melalui peperangan tetapi melalui jalan kekeluargaan karena Bupati Sampang masih berkerabat dengan Rangga Gempol dari
34

